Hujan di pagi ini merupakan kisah tragis bagi bangsa kita Indonesia, baru saja aku membuka layar televisi yang sejak empat hari lalu diwarnai dengan kabar banjir, tanah longsor dan……… Belum saja kisah berlalu , Kisah barupun mulai berdatangan dengan berbagai versi yang lain. Yac..Sepertinya pemerintahan yang baru harus menguras seluruh strategi untuk menyelesaikan setumpuk persoalan yang melanda bangsa ini. Bahkan masalah-masalah sebelumnya hasil dari kabinet-kabinet terdahulu. Tapi….. rasanya aku tak sempat memikirkan kemelut yang terjadi dalam bangsa ini hi hi hi… Mungkin sumbangsih sukarela untuk turut mersakan sebagai manusia bermoral, menjadi tunggakan yang harus aku bayar seandainya aku merasakan hal yang sama seperti mereka.
Mungkin saja alam ini sedang menangisi semua sikap para manusia yang menikmati dirinya di dalam keegoisan, kecongkaan dan keserahkahan .
Andai saja semua manusia yang ada di muka bumi ini membuka mata mereka dan sadar bahwa kami sudah menjadi tumbal dari para penjunjung kekuasaan, mungkin alam yang kabut ini akan menjadi tempat candaan.
Hanya dalam sebuah asa, Menanti dalam harap seorang pemimpin yang jujur dan bermoral menjadi figure pemimpin negeri ini untuk muncul kepermukaan.
Yach….layaknya Powerangers, Satria baja hitam , Astro dan pahlawan-pahlawan khayalan lainnya. Pantas saja anak-anak lebih suka pahlawan-pahlwan khayalan yang di ceritakan penulis di banding menghargai para penguasa yang duduk di Pemerintahan yang hanya bisa mengaku sebagai pahlawan-pahlawan Negara .
“ Ka, tuch ada telepon buat you……….” Teriak adikku dari balik pintu kamarku membuyarkan semua khayalan poli-tikusku ( Politikku ).
“ Dari capa cinta….? “ Godaku seraya sambil berlari kecil mendekati telepon.
“ Dari…..ngak tau tuc , Pokoknya kakakku yang cantik ni harus mengangkat telepon sekarang juga, Oc………..” Ucapnya seraya meninggalkanku .
“ Hallo…..ini Santi yach ? “ Sahutnya dari seberang.
“ Yap benar…..” kataku kemudian.
“ Maaf yach mengganggu, Kami dari pihak TEH-O Production mau memberitahu kalau anda salah satu yang lulus dari kontes acting seminggu yang lalu.
“ Ucap seorang lelaki yang baru saja memberitahuku informasi tentang pemenang kontes acting 1 mingggu yang lalu.
Rasanya aku tak percaya, aku bisa masuk 10 finalis dari ratusan wajah manis yang nangkring di atas pentas saat itu. Yach sedikit mender sic ketika melihat para peserta yang cantik yang berpadu dengan gaya-gaya yang Up-to-datenya, Tapi syukurlah, Paling tidak sedikit harapan dari sekian sikap pesimisku untuk menjadi seorang candidat di dunia Intertaint tercapai, hi…hi…hi…hi…
“ Ups…..hampir lupa hari ini aku sudah janji untuk bertemu seorang temen baruku, dia seorang pemimpin Teater yang katanya sic, dia sudah lama berkecimpung didunianya. Bisa saja ini pintu baru lagi bagiku untuk mengasah bakatku di bidang acting. Yach…untung saja aku adalah peserta ke-3 paling belakang untuk mengikuti test, hingga ocehan-ocehan kesalku menarik perhatiannya pada saat kami antri untuk mendapat giliran, Awalnya ku pikir dia bisa menjadi bahan candaan dan bahan tantanganku……ups ternyata tidak, Dia sudah ada bodyguard yang selalu siap siaga dimanapun dia berada.
“ Ka, tadi dari TEH-O telepon , Katanya syuting untuk besok di sekretariat TEH-O .
“ Ucap Clara adikku, saat aku baru pulang teater.
Kubantingkan badanku di atas kursi yang empuk sambil melepaskan rasa lelahku. Sejenak ku terpikir pada ucapan guru teaterku , sikapnya yang aneh itu terus mengganjal dalam pikiranku. Lelaki yang hampir setiap hari menjadi teman syuting dan latihan teater yang sempat membuatku kagum itu, Berubah menjadi seorang pecundang di mataku.
Sikapnya yang menunjukkan bahwa tak pantas untuk menjadi seorang figure guru di mataku. Perasaan yang seharusnya tidak dia miliki sebagai seorang lelaki yang sudah beristri membuat dia menjadi seorang pecundang bagiku.
Terlepas dari kisah cinta seorang pecundang itu. Aku lebih memilih hidup sendiri seumur hidup, daripada harus menyakiti sesama kaumku.
Sesosok mahkluk aneh dengan wajah yang cool ( kulkas kali ), cuex tapi gokil mulai memasuki babak baru di kehidupanku.
Tatapan nanar yang terkadang di hadirkannya seolah mampu menyentuh dunia mayaku, menggerakkan hatiku untuk menjadi sahabatnya. Gayanya yang sangat-sangat simple menandakan seribu kejujuran yang ada dalam dirinya.
Dimulai dari perkenalan yang singkat padat dan jelas, wajahnya yang cool itu mulai melekat dalam lembaran kertas hatiku. Setumpuk masalah yang menimpaku membuatku semakin membutuhkan seorang sahabat yang mampu memberi spirit and nasehat-nasehat konyol. Semua yag aku butuhkan ada di dalam dirinya.
“ Ups….dah jam lima nic, aku harus segera bergegas ke kampus tercinta he he PUTERA BATAM cuy…
“ Hua…… ku gagetkan sahabatku Ririn
“ Gila lo sint……klo gw jantungan gimana “ jawab Ririn jengkel
“ seneng banget hari ini….? “ Tanya Ririn… napa dapat Korban baru ?
“ He he…. Senyum + gigiku yang tak seberapa nic keluar
“ Iet malah cengar-cengir…..” dongkol Ririn melihat tingkahku
“ Kenalin dunk ke aku…siapa sic ? Tanya Ririn sambil merengek….
“ Ada the ntar malem aku kenalin di kampus….kan ada latihan teater ntar malem
“ Anak teater ? “ Tanya Ririn ….
“ Yupi….dari sarang teater aku kenal dia, pokoknya gila banget orang nya.” Jawabku…
“ kemaren malem aku juga ketemu ma orang gila juga anak kampus biru ( U.I.B )…..hem pokoknya gokil habis “ Ririn menimpali.
“ kapan-kapan aku kenalin ma dia pasalnya maren aku juga di kenalin ma teteh aku he he….
Selang beberapa menit…..sesosok wajah cool itu muncul di kantin kampus kita.
Rin nic dia yang aku certain tadi ke kamu…” kukenalkan dia ke RIrin…
“ Hach……dia ? ini mah sama ama yang aku certain tadi.
“ Apaaaaa…….kok bias kebetulan sic ? “ tanpa di kordinasi kami saling pandang..
Klo orang ini mah emang gila ha ha ha ha ha “ suara Ririn terdengar sambil ngakak
“ Oe..hollla…..di cukin aja nic gw ? seloroh dia ke kita berdua
“ Soir-soir jawab kita….. “ habis kita masih bingung, kok bisa kebetulan gini he he
Canda’an dan tingkah-tingkah konyol keluar dari kita ber tiga pokoknya seru banget hi hi hi
………………………………………………………………………………………
Sesekali beribu pertanyaan melekat dalam kepalaku, karena tanpa sengaja aku melihat hp-nya dengan jebretan seoarang wanita, rasa bersalah langsung menginfeksi seluruh pikiranku.
“ Rin, gw bingung apa yang harus gw lakukan ?? kalau seandainya itu ceweknya, gimana ? “ ucapku sore itu dirumah sahabat dekatku, Ririn.
“ Sant….ya gak mungkinlah dia kasih perhatian ke loe kalo dia udah punya cewek
“ ucap Ririn kembali.
Itu kata Ririn untuk meyakinkan aku saat itu, tapi nuraniku berkata kalau wanita itu adalah bagian dari dirinya yang masih ada sampai kini.
Terlintas olehku sepenggal kisah yang lalu, saat aku masih duduk di bangku SMU. Lelaki yang tulus mncintaiku menjadi bahan tantangan dalam diriku. Sama hal-nya Leonard yang mengikutiku sampai aku kembali ketempat dimana aku di besarkan (Batam). Segala usaha dan upaya yang di lakukan Leonard untuk meyakinkan aku, tidak meruntuhkan dinding kesombonganku.
“ Sant….ini kedua kalinya gw menyakan hal ini….pliss gw nggak mau loe ngecewakin gw..
“ Ucapnya saat itu untuk kedua kalinya ia mengucapkan hatinya kepadaku
“ Leo…gw udah putusin nggak mau lagi nyia-nyiain waktu gw untuk hal pacaran kayak gini, gw mau focus untuk UAS.
“ Belaku padanya untuk terakhir kali, namun sempat terucap olehku sebuah janji yang menjadi hutangku padanya.
“ Tapi loe maukan jadi pacar gw seandainya loe udah tamat ?
“ Desak Leonard saat itu.
“ Tapi Gw nggak disini lagi. Tapi itu nggak menutup kemungkinan, setelah tamat gw bisa terima loe….” Ucapku padanya sehingga membuanya berharap.
Namun keputusan yang kuucapkan hanyalah untuk menghindari makian yang bisa saja keluar dari mulutnya, sebab penolakanku ini untuk kedua kalinya. Tanpa diselimuti rasa bersalah aku tetep menerima cinta dari oran lain, bahkan dari sohib lamaku yang juga teman Leonard yang sudah lama memendam rasa kepadaku. Tanpa rasa tega aku memperlakukan perasaan bagaikan tantangan, hingga pada akhirnya sahabatku itu menyadarkan aku berbagia hal, semua dinding keburukan yang menjadi kebanggaanku seakan luluh bagai batu es di terpa sinar yang menyengat.
Gunung es yang selalu menyelimutiku menjadikan sinar itu sebagai obat dalam setiap penyakitku, mulai menghaargai waktu yang selama ini aku injak-injak, tidak pernah tepat waktu, datang terlambat, tidak pernah menepati janji seakan-akan telah menjadi makanan sehari-hariku, mulai menghargai perasaan dan mulai belajar mengerti orang lain.
Perubahan yang di hadirkan olehnya, bahkan perhatiannya yang berlebihan tidak membuatku merasakan hal yang luar biasa. Aku merasakan dia bagian terkecil dalam diriku, Bahkan sampai aku keluar dari kota itu ( Medan ) sama sekali aku tidak diselimuti rasa rindu.
Tapi ternyata aku mulai menyadari bahwa sosok yang aku temui di sarang teater itu. Membuatku merasakan sesuatu yang tak pernah aku rasakan.
“ ka, siapa wanita dalam foto itu ? “ tanyaku padanya melalui percakapan telepon sebulan lalu.
“ Dia memang pacar kaka, tapi udah putus
“ jawabnya saat itu…..
Itu terakhir aku menanyakan wanita itu dan menanyakan statusku padanya. Aku merasa menjadi wanita bodoh dihadapan semua orang, aku mengharap sebuah ketulusan sementara aku tahu dia dan wanita itu masih bersama.
Dalam masa tenggang waktu beberapa lama aku tak menghubunginya dan diapun tak menghubungi aku, terkait masalah kejujuran dan sedikit masalah bersama teman-temanku, Mungkin istilah “ Sudah jatuh tertimpa tangga lagi “ sangat matching dengan keadaanku saat ini. Saat teman menjauh, orang yang aku sayangipun menjauh. Terlintas lagi kejaddian-kejadian lalu.
Mungkin aku harus membayarnya melalui kisah ini. Namun aku bukanlah wanita lemah, aku harus lebih kuat dari kisahku itu sendiri.
“ Rin….. gw sudah menduga hal ini pasti terjadi…kenapa yach semua ini menimpa gw ?? “ tanyaku pada Ririn sang cermin yang kuumpamakan sebagai cermin diriku, orang yang selalu ada dalam tiap keluh kesahku.
“ Hech…….manusia bodoh !!! Loe tuch kga pernah kyak gini, sudahlah……semua ada waktunya , Okey “ friend “ ucapnya menghiburku.
Semenjak tiga hari yang lalu, aku merasa tidak enak badan, badanku hangat, rasanya mual dan pening. Tapi hari ini aku bahkan sudah masuk kerja lagi walaupun dengan keadaan yang tidak fit.
“ Sant… tuch ada temen loe datang, “ Ucap kakaku dari balik pintu kantor seraya membawakanku minum dan obat, sejenak kuteguk minuman dan obat yang kini sudah berada di hadapanku.
“ siapa ..???!! “ tanyaku sesudahnya….
“ Tau tuc….cowok yang ini belum pernah kesini, “ godanya sambil tersenyum penuh makna.
Dasar dia memang selalu begitu…Sama halnya ketika Roy, Anton, dan temen lainnya dating kerumah.
Sedikit rasa kaget dan bercampur senang saat aku melihatnya, dia hadir kembali….,” gumanku, tanpa rasa bertanya dan marah aku menyambutnya dengan baik hikz…aku lemah bila di dekatnya he he he..
Dan mulai saat itu aku semakin dekat dengannya dan semakin aku merasakan bahwasanya aku tak mau lagi kehilangan dirinya.
“ Rin, gimana menurutmu ? “ curhatku pada Ririn seperti biasanya.
“ Tau dech….. gw pikir dia emang sayang ama loe, dan mungkin saja cewek yang kemaren sudah diputusin………. “ sanggah Ririn
“ Entahlah gw bingung rin….!!! “ Ucapku berbohong, aku tahu betul kalau dia tak pernah putus dengannya.
Maafkan aku….aku tak bermaksud merebutnya dari dirimu, tapi aku tak bisa kehilangannya.
………………………………………………………………………………………………
“ Rin……aku memang sayang ama santi, tapi loe tahu sendiri klo kita terpisahkan sebuah tembok yang tak mungkin kita runtuhkan, terlalu kuat Rin tembok itu, loe tahu itu…” kita terpisahkan oleh dua keyakinan yang berbeda Rin, itulah yang buat aku bimbang, dan gw juga tidak bisa ninggalin “ dia “ ada suatu yang kompleks yang tak bisa aku ceritain ke kamu.
“ Ucap Ririn menirukan suara *lelaki yang telah membuatku menjadi wanita yang tega melanggar aturan prinsipku itu.
“ Dia ngomong gitu Rin ?? “ tanyaku pada Ririn seraya aku tak percaya dengan apa yang di ucapkannya ….” Ya, gitu dech…….dia bingung
“ Celoteh Ririn sambil menyerobot majalah yang ada di tanganku.
“ Trus……..? Tanyaku penasaran.
“ Trus Apaan ??.. Tanya aja dia “Ucap Ririn terakhir kalinya.
Tapi kini kisah itu hanyalah sebuah kisah, Ini pertama kali aku merasakan sayang yang sangat tulus, namun sang waktu merebutnya dariku.
Kini aku sadar, aku selalu merasa sang waktu merebutnya dariku, hari ini waktu telah menjawab semuanya, kalau dia bukan milikku seutuhnya.
Hari jum’at dia akan pergi pulang ke Djava…yach tanah kelahirannya untuk melalui sisa masa kuliahnya dan mungkin tak akan kembali…..hikz…hikz…
Tapi dalam hidup aku tahu ada masanya kita mendapat dan ada pula masanya untuk kehilangan.
Tapi aku senang dan bangga padanya, kalau dia sudah mengambil keputusan terbaik dalam hidupnya….
“ Sobat kau tetap menjadi goresan tinta di dalam hatiku yang takkan pernah hilang di telan oleh waktu…….”
“ Satu pertanyaan yang masih belum terjawab olehnya…. Apakah aku pernah menjadi miliknya sepenuhnya, tanpa kisah di balik wanita pujaannya itu ??? hanya dia yang mampu menjawabnya……”.
By : “ Y “
NB:
Aku melanjutkan cerita ini setelah kaka ngomong mo’ pergi, padahal masih banyak yang pengen “ Y “ tulis di atasnya, dan yang lebih parahnya lagi, “ Y “ Belum sempet mengedite kata-kata dan bahasanya, jadi masih original dan tanpa perbaikan..so soir klo jadinya kga maksimal